TUr6Tpd0GfdlTpC5TSGpBUClTY==
  • Nabilamanunggallaras@gmail.com
  • +6281284773223

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras

nabilamanunggallaras.com - Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras merupakan wadah seni tradisional yang berfokus pada pelestarian dan pengembangan kesenian ebeg atau kuda lumping sebagai warisan budaya Jawa yang sarat makna dan nilai spiritual. Paguyuban ini didirikan pada tanggal 3 September 2025 oleh Bapak Wijang Kridianto dan Bapak Taryono, yang beralamat di Gr. Cengkudu, Desa Cirahab, RT 03 RW 04, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas.

Sebagai kelompok seni rakyat, Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras berdiri dengan tujuan utama untuk menjaga kelestarian budaya tradisional di tengah arus modernisasi. Di saat banyak generasi muda lebih tertarik pada budaya populer, paguyuban ini hadir untuk mengingatkan pentingnya menjaga warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman.

Sejarah Berdirinya Paguyuban

Kesenian ebeg atau kuda lumping merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Banyumas. Di masa lampau, pertunjukan ebeg bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk penghormatan terhadap semangat keprajuritan, kerja sama, dan keteguhan hati. Namun seiring perkembangan zaman, minat masyarakat terhadap kesenian tradisional ini mulai memudar.

Melihat kondisi tersebut, dua tokoh seni asal Cirahab, yaitu Bapak Wijang Kridianto dan Bapak Taryono, terpanggil untuk bertindak. Dengan semangat yang tinggi dan dukungan masyarakat sekitar, mereka mendirikan Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras. Nama “Nabila Manunggal Laras” sendiri memiliki makna yang dalam: Nabila berarti mulia, Manunggal berarti bersatu, dan Laras berarti selaras atau harmoni. Filosofi ini mencerminkan cita-cita paguyuban untuk menyatukan masyarakat dalam satu irama kebudayaan yang damai dan selaras.

Makna dan Filosofi Kesenian Ebeg

Seni ebeg memiliki akar sejarah yang panjang dan sarat makna spiritual. Tarian ini menggambarkan semangat prajurit yang gagah berani, yang meski dalam keterbatasan, tetap berjuang demi kehormatan dan kebenaran. Dalam setiap gerakannya, terkandung pesan moral tentang keberanian, keikhlasan, serta hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

Ebeg juga dipercaya memiliki unsur mistik yang melibatkan kekuatan spiritual. Para penari biasanya berada dalam kondisi trance atau kerasukan saat pertunjukan berlangsung, yang diyakini sebagai simbol penyatuan antara tubuh, jiwa, dan energi spiritual. Namun dalam konteks modern, paguyuban ini berupaya menampilkan ebeg secara lebih edukatif dan estetis tanpa menghilangkan nilai-nilai sakralnya.

Tujuan dan Misi Paguyuban

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras tidak hanya berperan sebagai kelompok seni, tetapi juga sebagai lembaga sosial budaya yang memiliki misi besar. Tujuan utama paguyuban ini antara lain:

  1. Melestarikan kesenian tradisional Jawa, khususnya ebeg Banyumasan, agar tetap dikenal dan dicintai oleh generasi muda.

  2. Menumbuhkan kebanggaan terhadap budaya lokal melalui kegiatan seni, latihan rutin, dan pementasan di berbagai acara desa maupun tingkat kabupaten.

  3. Menanamkan nilai moral dan spiritual kepada para anggotanya melalui praktik kesenian yang disiplin, santun, dan bermakna.

  4. Mendorong kreativitas dan kolaborasi antar seniman lokal, agar kesenian tradisional terus berkembang tanpa kehilangan jati diri.

Kegiatan dan Pementasan

Sebagai paguyuban aktif, Nabila Manunggal Laras rutin menggelar berbagai kegiatan, baik di tingkat desa maupun acara kebudayaan antar daerah. Setiap pementasan selalu menarik perhatian masyarakat karena menggabungkan unsur tradisional dengan kreativitas modern.

Paguyuban ini sering tampil dalam berbagai acara penting, seperti peringatan hari besar nasional, sedekah bumi, hajatan desa, hingga acara kebudayaan di Kabupaten Banyumas. Tak jarang pula mereka diundang oleh komunitas budaya dari luar daerah sebagai duta kesenian tradisional.

Selain tampil di panggung, paguyuban juga aktif dalam pembinaan generasi muda. Anak-anak dan remaja dilatih untuk memahami filosofi, teknik menari, hingga tata rias dan busana ebeg. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata regenerasi agar kesenian kuda lumping tetap hidup lintas generasi.

Struktur Organisasi dan Kepemimpinan

Paguyuban ini dipimpin secara profesional oleh para pendirinya yang memiliki pengalaman panjang dalam dunia seni tradisional.

  • Pembina Utama: Bapak Wijang Kridianto

  • Ketua Paguyuban: Bapak Taryono

Struktur organisasi ini berjalan dengan prinsip gotong royong, saling menghargai, dan keterbukaan. Setiap anggota memiliki peran penting dalam keberlangsungan kegiatan, baik sebagai penari, penabuh gamelan, pengatur panggung, hingga bagian perlengkapan.

Kostum dan Properti dalam Pertunjukan

Keunikan paguyuban ini terlihat dari penggunaan kostum dan properti yang khas. Penari ebeg menggunakan pakaian prajurit Jawa dengan warna mencolok seperti merah, kuning, dan hitam, dilengkapi dengan ikat kepala dan sabuk berornamen tradisional.

Properti utama dalam pertunjukan tentu saja adalah ebeg atau kuda kepang, yang terbuat dari anyaman bambu dan dihias dengan warna-warna cerah. Selain itu, alat musik seperti kendang, gong, kenong, angklung, dan gamelan Banyumasan menjadi pengiring utama yang menambah kekuatan magis dari setiap pementasan.

Nilai Sosial dan Spiritual

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras tidak hanya melestarikan kesenian, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antarwarga. Kegiatan latihan dan pertunjukan menjadi sarana berkumpulnya masyarakat dari berbagai usia dan latar belakang.

Selain itu, nilai spiritual juga menjadi pondasi utama. Sebelum setiap pementasan, anggota paguyuban melakukan doa bersama sebagai bentuk permohonan keselamatan dan kelancaran. Nilai kebersamaan, kerendahan hati, dan penghormatan terhadap leluhur terus dijaga dalam setiap kegiatan.

Dukungan Pemerintah dan Masyarakat

Kehadiran paguyuban ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa, kecamatan, dan Dinas Pariwisata serta Kebudayaan Kabupaten Banyumas. Pemerintah melihat paguyuban ini sebagai bagian penting dari pelestarian budaya lokal yang dapat menarik wisatawan dan meningkatkan ekonomi kreatif desa.

Masyarakat Cirahab sendiri sangat bangga dengan keberadaan paguyuban ini. Setiap kali ada pertunjukan, warga berbondong-bondong datang untuk menonton dan mendukung. Hal ini membuktikan bahwa seni tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat, terutama ketika dikemas dengan semangat gotong royong dan cinta budaya.

Upaya Pelestarian dan Inovasi

Sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan zaman, paguyuban ini juga melakukan berbagai inovasi. Mereka mulai mendokumentasikan kegiatan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube, agar kesenian ebeg dapat dikenal lebih luas.

Selain itu, paguyuban juga aktif mengikuti festival budaya tingkat kabupaten dan provinsi. Dengan dukungan digitalisasi, kesenian tradisional dapat menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital.

Paguyuban Nabila Manunggal Laras juga menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah di Kecamatan Lumbir untuk mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seni ebeg, sehingga anak-anak dapat belajar langsung dari para pelaku seni berpengalaman.

Dampak Ekonomi dan Pariwisata

Kegiatan paguyuban tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Pertunjukan ebeg yang sering digelar dalam acara desa, festival, atau hajatan masyarakat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi para pelaku seni.

Selain itu, kegiatan paguyuban turut menarik wisatawan lokal untuk berkunjung ke Desa Cirahab dan sekitarnya. Pemerintah desa melihat peluang ini sebagai potensi pengembangan desa wisata budaya yang berbasis kearifan lokal.

Visi dan Harapan ke Depan

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras memiliki visi besar untuk menjadi pusat kesenian tradisional yang berdaya saing tinggi tanpa kehilangan nilai-nilai kejawen. Ke depan, paguyuban berencana membangun sanggar permanen sebagai tempat latihan dan pertunjukan rutin, sekaligus ruang edukasi bagi masyarakat yang ingin mempelajari kesenian tradisional Banyumasan.

Kami percaya bahwa seni adalah jiwa bangsa. Melalui komitmen dan cinta terhadap budaya, kami berharap paguyuban ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai warisan nenek moyang dan menjadikannya bagian dari kehidupan modern yang berbudaya.

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras bukan sekadar kelompok seni, melainkan wujud nyata dari semangat menjaga jati diri bangsa. Di tengah dunia yang serba cepat dan modern, paguyuban ini tetap berdiri tegak membawa pesan bahwa budaya adalah akar yang tidak boleh diputus.

Melalui kerja keras, dedikasi, dan cinta terhadap tradisi, kami yakin kesenian ebeg Banyumasan akan terus hidup, berkembang, dan menginspirasi banyak orang di seluruh Indonesia.

0 Komentar

Nabila Manunggal Laras

KudaLumping

Paguyuban Ebeg Prajuritan Nabila Manunggal Laras merupakan wadah seni tradisional yang berfokus pada pelestarian dan pengembangan kesenian ebeg atau kuda lumping sebagai warisan budaya Jawa yang sarat makna dan nilai spiritual. Paguyuban ini didirikan pada tanggal 3 September 2025 oleh Bapak Wijang Kridianto dan Bapak Taryono, yang beralamat di Gr. Cengkudu, Desa Cirahab, RT 03 RW 04, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas.

Hubungi Kami

Popup Image